Nasehat dari Sang Dokter

 

 

Suatu hari saya sedang kuliah anatomi materi sistem nervosum. Saya sangat terpukau dengan dosen saya ini. Beliau seorang dokter yang usaianya sudah terbilang tua, namun semangat mengajarnya tak kalah dengan dosen muda. Saya suka dengan gaya mengajarnya, ya walaupun beliau agak berbeda dengan dosen lain, slide yang dimiliki beliau tidak boleh di copy. Mungkin memang itu yg akan ditanamkan kepada kami. Kami harus faham dan belajar dari sumber lain, harus menjadi mahasiswa yang aktif, mempunyai banyak refrensi dan tidak boleh percaya dengan semua perkataan dosen. Karena dosen pun juga masih belajar. Beliau selalu menganalogikan dengan sesuatu yang sering kami jumpai. Sehingga kami mudah mengingatnya. Beliau pernah berkata “ sekolah di kedokteran itu harus FAHAM, BUKAN HAFAL. Karena kalau faham pasti lulus. Kalau Cuma hafal jangan masuk kedokteran” begitu kata-kata beliau yang membuat saya sadar. Dalam hati rasanya ‘’deg’’ banget.

Sewaktu mengajar materi nervosum saya masih ingat analogi beliau mengenai isi kepala manusia. Nervosum itu… “ kalian tau kan bentuk bola jika dibelah? Nah belahannya itu diisi dengan kelereng. Lalu di isi dengan semen agar celah-celahnya terisi sehingga kelereng yang banyak itu tidak bisa jatuh” Nah itu analogi beliau. Kelereng adalah otak, celah-celah yang terisi semen tadi adalah saraf dan separuh bola tadi adalah kepala manusia. Sungguh analogi tersebut mudah saya ingat hingga sekarang. Padahal materinya sudah lama, mungkin 3 bulan yang lalu. Memang benar sesuatu yang mengesankan akan sulit untuk dilupakan. Terimakasih dokter.. engkau telah membantu kami untuk mempermudah apa yang harus kami pelajari.

Satu lagi kata-kata yang saya ingat. Beliau mengatakan bahwa investasi manusia itu bukan mata, wajah, telinga, hidung, badan, tetapi INVESTASI MANUSIA ADALAH OTAK! Karena adanya otak kita bisa menggerakkan semua organ-organ yang ada di tubuh kita. Subhanallah Allah memang indah.

Di akhir materi beliau menyampaikan sebuah nasehat agar kami rajin belajar dan agar kami menggunakan kapastitas otak semaksimal mungkin. Karena kebanyakan manusai hanya menggunakan otak nya sebesar kurang lebih 16%, maka sungguh disayangkan jika kita tidak memaksimalkannya. “Semakin banyak belajar maka semakin banyak sirkuit interneuron yang akan dibentuk dan dilewati, ini akan membuat kita menjadi INTELEJENT ”.

Ya benar juga ya.. Kalo tidak sering digunakan analoginya interneuron tersebut akan rapuh dan bisa saja menghilang karena jarang terpakai untuk bekerja.

Semoga nasehat-nasehat ini bisa membangkitkan semangat agar cita-cita kami menjadi dokter yang faham, bukan hafal.

Leave a comment